Thursday, 24 March 2016

INI DIA ALASANNYA ALLAH MENCIPTAKAN MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH DI BUMI

Makna Allah menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi


 

Allah berfirman kepada para malaikat ketika akan menciptakan Adam, ''Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi''. (Al-Baqarah:30). Banyak kaum muslimin yang keliru dalam memahami ayat ini, yakni sebagai wakil/pengganti Allah dalam mengurus bumi. Makna khalifah yang benar adalah kaum yang akan menggantikan satu sama lain, kurun demi kurun, dan generasi demi generasi, demikian penjelasan dalam ringkasan Tafsir Ibnu Katsier
''Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: ''Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.'' Mereka berkata: ''Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?''. Tuhan berfirman: ''Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui''(Al-Baqarah:30)

Allah Ta'ala memberitahukan ihwal pemberian karunia kepada Bani Adam dan penghormatan kepada mereka dengan membicarakan mereka di al-Mala'ul Ala, sebelum mereka diadakan. Maka Allah berfirman, ''Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat''. Maksudnya, Hai Muhammad, ceritakanlah hal itu kepada kaummu'', ''Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di bumi'', yakni suatu kaum yang akan menggantikan satu sama lain, kurun demi kurun, dan generasi demi generasi, sebagaimana Allah Ta'ala berfirman, ''Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi'' (Fathir: 39). Itulah penafsiran khalifah yang benar, bukan pendapat orang yang mengatakan bahwa Adam merupakan khalifah Allah di bumi dengan berdalihkan firman Allah, ''Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.''

Abdur Razaq, dari Muammar, dan dari Qatadah berkata berkaitan dengan firman Allah, ''Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi orang yang akan membuat kerusakan padanya'', Seolah-olah malaikat memberitahukan kepada Allah bahwa apabila di bumi ada makhluk, maka mereka akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah di sana. Perkataan malaikat ini bukanlah sebagai bantahan kepada Allah sebagaimana diduga orang, karena malaikat disifati Allah sebagai makhluk yang tidak dapat menanyakan apa pun yang tidak diizinkan-Nya.

Ibnu Juraij berkata bahwa sesungguhnya para malaikat itu berkata menurut apa yang telah diberitahukan Allah kepadanya ihwal keadaan penciptaan Adam. Maka malaikat berkata, ''Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi itu oranig yang akan membuat kerusakan padanya?''.

Ibnu Jarir berkata, ''Sebagian ulama mengatakan, 'Sesungguhnya malaikat mengatakan hal seperti itu, karena Allah mengizinkan mereka untuk bertanya ihwal hal itu setelah dibentahukan kepada mereka bahwa khalifah itu terdiri atas keturunan Adam. Mereka berkata, ''Mengapa Engkau hendak menjadikan orang yang akan membuat kerusakan padanya?'' Sesungguhnya mereka bermaksud mengatakan bahwa di antara keturunan Adam itu ada yang melakukan kerusakan. Pertanyaan itu bersifat meminta informasi dan mencari tahu ihwal hikmah. Maka Allah berfirman sebagai jawaban atas mereka, Allah berkata, ''Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui,'' yakni Aku mengetahui kemaslahatan yang baik dalam penciptaan spesies yang suka melakukan kerusakan seperti yang kamu sebutkan, dan kemaslahatan itu tidak kamu ketahui, karena Aku akan menjadikan di antara mereka para nabi, rasul, orang-prang saleh, dan para wali.

Syaikh Muhammad Nasib Ar-Rifa�i berkata dalam ringkasan Tafsir Ibnu Katsiernya :
Saya berpendapat bahwa konsep khalifah mengharuskan secara pasti tiadanya pihak yang digantikan, baik tiadanya itu secara total atau hanya sebagian, baik tiadanya itu karena kematian, perpindahan, dicopot, mengundurkan diri, atau karena sebab lain yang membuat pihak yang digantikan tidak dapat melanjutkan aktivitasnya. Misalnya Anda berkata: ''Abu Bakar merupakan khalifah Rasulullah shalallahu wa�alaihi wa sallam'' yakni setelah Rasul meninggal. Atau Anda berkata: ''Rasulullah menjadikan Ali sebagai khalifah di Madinah,'' yaitu ketika Nabi shalallahu wa�alaihi wa sallam pergi dari Madinah untuk melakukan salah satu perang. Bila konsep ini telah jelas dan melahirkan kepuasan, maka orang yang merasa puas tadi akan menemukan kekeliruan pendapat orang yang mengatakan bahwa Adam dijadikan Allah sebagai khalifah-Nya di bumi. Kekeliruan itu disebabkan oleh hal-hal berikut ini.

1. Adalah mustahil tiadanya Allah dari kerajaan-Nya, baik secara total maupun sebagian. Dia senantiasa mengurus langit dan bumi dan tidak ada suatu perkara seberat Dzarrah pun yang ada di langit dan di bumi yang terlepas dari pengetahuan-Nya. Jadi, Dia tidak membutuhkan khalifah, wakil, pengganti, dan tidak pula butuh kepada pihak yang ada di dekat-Nya. Dia Mahakaya dari semesta alam.


2. Jika keberadaan Adam atau jenis manusia itu layak untuk menggantikan Allah, maka dia harus memiliki sifat-sifat yang menyerupai sifat-sifat Allah Ta'ala, dan Mahasuci Allah dari sifat-sifat yang dapat diserupai manusia. Jika manusia, sebagaimana seluruh makhluk lainnya, tidak menyandang sifat-sifat yang menyerupai sifat-sifat Allah, bahkan makhluk tidak memilikinya, sedangkan Allah Maha Sempurna pada seluruh sifat-Nya, maka terjadilah ketidaksamaan secara total. Maka bagaimana mungkin orang yang berkekurangan menggantikan pihak Yang Mahas Sempurna? Maha Suci Allah dari adanya pihak yang menandingi dan menyerupai. ''Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.'' (asy-Syuura: 11)


3. Adalah sudah pasti bahwa manusia tidak layak menjadi khalifah atau wakil Allah, bahkan hal sebaliknyalah yang benar, yaitu Allah sebagai khalifah dan wakil. Simaklah beberapa firman berikut ini. ''Cukuplah Allah menjadi Wakil (Penolong) kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung''(Ali Imran: 173). ''Dan Allah Maha Mewakili segala sesuatu.''(Hud: 12). ''Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya.''(At-Thalaq: 3). ''Dan cukuplah Allah sebagai Wakil''(An-Nisa': 81) Dalam hadits mengenai doa bepergian, Nabi shalallahu wa�alaihi wa sallam bersabda, ''Ya Allah, Engkaulah yang menyertai perjalanan dan yang menggantikan dalam mengurus keluarga (yang ditinggalkan)''


4. Tidak ada satu dalil pun, baik yang eksplisit, implisit, maupun hasil inferensi, baik di dalam Al-Qur'an maupun Sunnah yang menyatakan bahwa manusia merupakan khalifah Allah di burni, karena Dia berfirman, ''Sesungguhnya Aku akan menjadikan seorang khalifah di bumi''. Ayat ini jangan dipahami bahwa Adam �alaihis salam adalah khalifah Allah di bumi, sebab Dia bertirman, ''Sesungguhnya Aku akan menjadikan khalifah di bumi.'' Allah mengatakannya demikian, dan tidak mengatakan, ''Sesungguhnya Aku akan menjadikan, untuk-Ku, seorang khalifah di bumi'', atau Dia mengatakan, ''Sesungguhnya Aku akan menjadikan seorang khalifah bagi-Ku di bumi'', atau ''menjadikan khalifah-Ku''. Dari mana kita menyimpulkan bahwa Adam atau spesies manusia sebagai khalifah Allah di bumi? Ketahuilah, sesungguhnya urusan Allah itu lebih mulia dan lebih agung daripada itu, dan Maha Tinggi Allah dari perbuatan itu. Namun, mayoritas mufasirin mengatakan, ''Yakni, suatu kaum menggantikan kaum yang lain, kurun demi kurun, dan generasi demi generasi.''

Ulama lain menafsirkan ayat di atas dengan ''menjadikan sebagai khalifah bagi makhluk sebelumnya yang terdiri atas jin atau makhluk lain yang mungkin berada di muka bumi yang ada sebelum spesies manusia.

Penafsiran yang pertama adalah lebih jelas karena dikuatkan dengan AlQur'an dan Sunnah. Adapun orang yang berpandangan bahwa yang dimaksud dengan khilafah ialah khilafah dalam penetapan hukum semata, maka pandangan ini tidak dapat diterima. Karena hukum yang valid ialah yang bersumber dari wahyu yang telah ditetapkan Allah, bukan hukum si khalifah, namun hukum Allah, dan hukum itu merupakan sarana penghambaan kepada Allah. Alangkah jauhnya jarak antara ibadah dengan perwakilan dan kekhilafahan. Jadi, jelaslah bahwa orang yang menghukumi itu tiada lain hanyalah menetapkan hukum Allah, bukan inenggantikan-Nya.

Saturday, 19 March 2016

10 Fakta Mengejutkan Dari Negeri Sakura Jepang

Jepang merupakan salah satu negara yang sangat mengagumkan. Berbagai kelebihan dan keunggulan Negeri Matahari Terbit ini menjadikan ia sebagai salah satu negara yang ingin dikunjungi oleh orang-orang dari negara lain. Mulai dari industrinya yang besar hingga budayanya yang khas.
Namun selain kelebihan-kelebihan yang disebutkan tadi, ternyata Jepang memiliki fakta-fakta unik yang masih banyak orang belum ketahui. Mau tahu? Simak info lengkapnya berikut ini seperti dikutip dari Jitunews.com:
1. KFC saat Natal


Beberapa orang dari belahan bumi sebelah barat mengira kalkun adalah hidangan yang pas disajikan saat Natal. Namun, tak demikian dengan orang Jepang. Akibat kesuksesan KFC sejak tahun 1970-an, orang Jepang menyukai makanan cepat saji ini. Kalkun memang tak tersedia di Negeri Sakura ini. Sebagai gantinya, KFC membuka layanan khusus saat Natal dan antrean warga Jepang memenuhi gerai.

2. Penduduk Berusia di Atas 100 Tahun

12
Bila Amerika Serikat memiliki banyak warga berusia di atas 100 tahun karena memang jumlah penduduk negara ini juga tinggi. Sementara, bila dibandingkan persentase warga dengan usia ini, di Jepang tergolong tinggi karena jumlah penduduknya lebih sedikit. Kenyataannya, terdapat 50.000 warga yang memiliki usia di atas 100 tahun di Jepang. Rata-rata usia harapan hidup penduduknya 82,9 tahun. Mereka memiliki sistem dan budaya perawatan kesehatan yang dapat membuat penduduk hidup lebih lama.
3.Perusahaan Tertua Di Dunia
Jepang merupakan asal dari perusahaan tua di dunia. Bahkan, ada yang telah beroperasi selama 1.400 tahun. Salah satunya, Kongo Gumi Co., Ltd, sebuah perusahaan Jepang yang bergerak di sektor konstruksi. Perusahaan ini, telah memegang rekor sebagai perusahaan tertua di dunia karena telah beroperasi selama 1.400 tahun sebelum akhirnya diakuisi perusahaan lain pada 2006.
4. Hotel Tertua di Dunia


Nisiyama Onsen Keunkan adalah hotel yang buka sejak tahun 705. Menurut Buku Rekor Dunia dari Guiness hotel ini satu-satunya hotel tertua yang masih beroperasi hingga kini. Ya, masih buka untuk umum. Hotel ini memiliki lebih dari 50 generasi dari keluarga yang sama yang beroperasi sejak pertama kali buka. Stafnya berkomitmen untuk menjaga, karena hotel ini telah menarik perhatian.

5. Kereta Paling Tepat Waktu


Untuk beberapa orang yang mengandalkan kereta api demi mencapai kantor, tak ada yang lebih tepat waktu selain kereta asal Jepang. Mereka selalu memastikan setiap kereta berhenti tepat waktu. Rata-rata keterlambatan di Tokaido Shinkansen hanya 0,6 menit. Kendati hanya telat kurang dari 1 menit, kondektur akan meminta maaf dan memberikan sertifikat keterlambatan kepada atasan penumpang. Keterlambatan mungkin terjadi tapi bukan di Negara Matahari Terbit ini.

6. Tertidur Ketika Bekerja

Orang Jepang berpendapat pekerja yang tertidur di mejanya menunjukkan orang itu memiliki sifat pekerja keras. Bahkan, mereka memiliki kata spesial bagi mereka yang tertidur saat bekerja yaitu inemuri. Bagi mereka, rasa lelah muncul akibat tekanan kerja terlalu tinggi dan Jepang menghargai usaha keras yang dilakukan pekerjanya.

7. Berkendara Menembus Gedung


Sebuah gedung di Fukushima-ku, Osaka, memiliki sebuah jalan tol yang menembus ke gedung. Tak ada yang spesial sebenarnya, tapi mobil benar-benar berjalan menembus ke gedung. Jalan ini melewati antara lantai ke 5 dan 7. Jalan tersebut seperti jembatan yang menghubungkan akses ke beberapa gedung
.
8. Parade

 

Penduduk Jepang pergi ke Kawasaki untuk merayakan Kanamara Matsuri atau perayaan kelahiran. Hal ini mengingatkan Anda dengan pesta bujang dan membeli benda-benda menyerupai penis. Bahkan, terdapat patung-patung penis raksasa yag bisa dijadikan objek foto. Festival ini mulai digelar pada abad ke-17 oleh pekerja seks komersial yang berdoa agar tak terjangkit penyakit.

9. Kereta Mengambang


Seperti diketahui sebelumnya, Jepang sungguh-sungguh membangun keretanya. Apalagi, kereta yang melaju seperti peluru dengan kecepatan 320 km/jam. Kereta ini terlihat mengambang karena terdapat gaya magnet di relnya.

10. Pulau Penuh Kelinci

Pulau Kelinci seluas 700.000 meter persegi. Turis datang ke sini untuk satu alasan, yakni kelinci. Paling tidak, terdapat 300 kelinci di sini. Walaupun kelincinya liar, turis bisa dengan mudah memangku dan memberinya wortel atau makanan kelinci lainnya. Sebelumnya, kelinci-kelinci ini dibawa untuk menguji ramuan. Namun, setelah Perang Dunia II semua kelinci dilepas ke alam liar. Tak ada pemangsa membuat jumlah kelinci berlipatganda dengan cepat.